Selasa, 05 Maret 2013

Satanic Finance, Three Pillars of Evil

Secara tidak sadar ternyata system ekonomi yang kita terapkan sampai hari ini adalah system yang sebenarnya malah menjatuhkan perekonomian kita. Kesenjangan ekonomi dan kesejahteraan menganga. Kesenjangan semakin melebar ketika krisis ekonomi datang bertubi-tubi. Setiap tahun harga terus saja melambung tinggi, tolong menolong semakin sulit ditemui, dagantikan oleh kompetisi dan manipulasi. Apa yang menyebabkan ini semua terjadi?tak hayal dan takbukan ialah penerapan The Three Pillars of Evil. Tiga pilar setan tersebut ialah :
-    Fiat money (uang kertas)
-    Fractional reserve requirement (dana cadangan)
-    Interest (bunga)
Fiat money (uang kertas)
Uang yang diciptakan tanpa didukung(backed) dengan logam mulia emas. Uang ini menjadi berharga dan secara sah berfungsi sebagai alat pembayaran barang dan jasa ataupun utang, karena diterbitkan oleh pemerintah yang diakui. Artinya apabila pemerintah sudah kehilangan kepercayaan, maka uang kertas tidak akan berharga kecuali seharga kertas dan biaya produksi yang diperlukan. Contoh ekstrem, sebuah Negara A menerbitkan uang kertas dengan nominal 100 dolar. Untuk setiap lembarnya diperlukan biaya produksi senilai 10 sen dolar(1 dolar=100 sen). Bila tiba-tiba suatu sebab pemerintah A kolaps, maka uang yang tadinya bernilai 100 dolar itu menjadi kertas yang tidak berarti.
Fractional reserve requirement (dana cadangan)
Bank sentral suatu Negara mensyaratkan setiap bank yang beroperasi di wilayah otoritasnya untuk menyediakan atau menyimpan sebagian kecil dana yang disetorkan deposan sebagai cadangan, dimana umumnya jauh dibawah 100%. Jika bank sentral mensyaratkan besarnya FRR 10%, dengan aturan main seperti ini bank bisa leluasa meminjamkan 90% bagian lainnya kepada nasabah atau para deposan yang membutuhkan. Peraturan FRR menempatkan bank secara tidak langsung sebagai agen yang turut mempengaruhi suplai uang (money supply). Contoh,simpanan pertama besarnya Rp 100.000, kalau ini dianggap sebagai jumlah dari 10% FRR, maka 100% dari simpanan pertama adalah Rp 1.000.000. dengan kata lain ada tambahan uang yang bisa diciptakan bank sebesar Rp 1.000.000-Rp 100.000 =Rp 900.000
Interest
Biaya servis yang dikenakan bank untuk pinjaman atau kredit yang diberikan kepada nasabahnya. Apa yamg terjadi jika bunga menghiasi ekonomi?,ada tiga konsekuensi utama dengan berlakunya bunga. Pertama, bunga akan terus menuntut tercapainya pertumbuhan ekonomi yang terus menerus, meskipun kondisi ekonomi actual sudah mencapai titik jenuh atau konstan. Kedua, bunga mendorong persaingan diantara para pemain dalam sebuah ekonomi. Ketiga, bunga cenderung memposisikan kesejahteraan pada segelintir minoritas dengan memajaki kaum mayoritas.
Lalu apa yang akan terjadi jika tiga pilar itu bersatu??KEHANCURAN!! kita akan direpotkan oleh tiga pilar itu, krisis akan melanda di berbagai Negara, orang kaya menjadi miskin dan yang miskin akan bertambah miskin. Itu sudah kita rasakan ketika Negara Indonesia terjadi krisis moneter, karena ulah tiga pilar itu lah kita merasakannya. Mereka (para agen setan) tertawa ketika system yang mereka ciptakan berhasil membuat orang lain sengsara dan jatuh miskin. System yang menurut kita baik ternyata beralih menjadi senjata yang sangat berbahaya bagi kita.
  • Bahaya Hutang
“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali utangnya”(HR.Muslim). Mencengangkan bukan?orang yang mati syahid yang dijanjikan Allah masuk surga saja bisa tidak jadi masuk surga hanya karena hutang. Begitu berbahayanya hutang apabila kita tak sanggup atau belum sempat membayar hutang,orang yang sudah dijanjikan surga saja masih bisa ditahan apalagi kita yang tidak di janjikan surga. Banyak alasan kita berhutang, diantaranya untuk bertahan hidup, untuk gaya hidup, dan untuk investasi atau tujuan produktif. Tanpa kita sadari ternyata berhutang bisa menambah beban kita, dan malah kebanyakan orang berhutang hanya untuk memenuhi kebutuhan tersier nya saja, ingin menikmati hidup mewah dan sebagainya. Lalu bagaiman dengan perspektif Negara?mengapa Negara berhutang?alasan yang paling menonjol ialah karena Negara ingin membangun dan mensejahterakan masyarakatnya. Dalam kasus Indonesia, setiap tahun sedikitnya 20-30 persen dana APBN disedot untuk membayar utang dan bunganya. Lalu apa akibat dari berhutang itu? Dana belanja Negara tidak bisa digunakan secara optimal untuk mambangun seperti yang dicita-citakan dulu, sebaliknya malah terkuras untuk membayar hutang plus bunganya. Dan parahnya dana yang seharusnya digunakan untuk kepentingan Negara malah di gunakan untuk kepentingan pribadi alias di korupsi. Utang mengahancurkan negri dan kekayaan yang melimpah, sehingga Negara kita tanpa pilihan lain beralih menjadi budak IMF,dimana pada saat krisis melanda Asia tenggara termasuk Indonesia tak bisa dipungkiri Negara kita meminjam atau kata lain berhutang kepada IMF. Dan menandatangani letter of intens(LoI) dimana IMF menyodorkan kebijakan yang malah membuat semakin panas perekonomian kita. Banyak kredit perbankan macet dan mengerutkan jumlah suplai uang yang beradar. Solusi yang diberikan ialah mendorong tabungan, mengurangi cadangan wajib pemerintah, dan meningkatkan suku bunga. Lalu solusi yang mana yang Indonesia ambil?yaitu solusi menaikan suku bunga. Bank-bank di Indonesia  menaikkan siku bunga deposito hingga 67% dengan tujuan agar uang yang  tersebar bisa ditarik kembali, tapi nyatanya bukan menjadi solusi malah menjadi boomerang. Karena kebijakan menaikkan suku bunga itu banyak bank yang kolaps karena mereka tidak mampu membayar suku bunga yang mereka tawarkan itu, sedangkan bank hanya mendapatkan bunga kredit 10%. Sehingga banyak beban bank yang di alihkan kepada pemerintah.
  • The green evil
The greenback,begitu orang menjuluki dolar, tidak hanya digunakan di dalam negri, bahkan menjadi cadangan devisa utama bagi Negara-negara dunia. Ada yang menggambarkan dolar seperti cek kosong, karena uang kertas tidak memiliki nilai instrinsik seperti halnya emas. Sebagaimana yang sudah di jelaskan tentang fiat money,dimana apabila pemerintah sudah kehilangan kepercayaan, maka uang kertas tidak akan berharga kecuali seharga kertas dan biaya produksi. Lalu siapakah yang mencetak atau yang berhak mencetak dolar?departemen keuangan AS kah?tidak! ternyata yang berhak mencetak uang kertas atau uang dolar ialah the federal reserve system atau disingkat the fed. Anehnya yang memiliki otoritas mencetak uang bukan dimiliki pemerintah, melainkan pihak swasta. Bahayanya ketika otoritas mencetak uang diserahkan pada segelintir orang, mereka bisa bertindak bukan atas nama Negara melainkan untuk menggeruk profit. Tetapi pada tahun 60an dolar mengalmi over hang, karena the fed mencetak uang terlalu banyak untuk membiayai AS ketika sedang berperang dengan Vietnam dan belanja program sosial presiden Johnson. Karena melihat fakte memburuknya kondisi dolar, tantangan dan kritikan tersu disampaikan khusunya oleh beberapa Negara dengan reserve dolar dominan seperti prancis, inggris, dan jerman. Dan beberapa Negara akhirnya menukarkan kembali simpanan dolarnya ke emas, diantaranya Negara prancis dan spanyol. Amerika mulai kelimpungan akibat dolar over hang ini, dan pada akhirnya pada tahun 1971 presiden Nixon menggunakan kebijakan dolar sepenuhnya diserahkan kepada pasar dan tidak lagi di backup dengan emas sama sekali. Inilah awal dolar tidak lagi sebagai mata uang netral, ia menjadi alat yang digunakan sebagai eksploitasi. Ia sudah menjadi Green Evil.
  • Heaven’s currency
Tuhan menciptakan dua logam mulia yaitu emas dan perak sebagai alat pengukur nilai, menyimpan kekayaan, dan sebagai alat tukar (medium of exchange). Karena itu logam mulia ini menempati kedudukan yang tinggi, boleh dibilang seperti mata uang surga (heaven’s  currency), karena fungsinya dalam menjaga keadilan yang menjadi salah satu cirri utama penghuni surga. Ada beberapa keunggulan emas di banding logam lain yaitu emas termasuk logam yang lunak sehingga mudah ditempa, emas dikenal sebagai logam oaling berat, emas tidak terpengaruh oleh air dan udara, dan emas tidak bisa diubah dengan bahan kimia lain. Semasa Rasulullah saw, dinar dan dirham digunakan sebagai alat transaksi dimana dinar terbuat dari emas (seberat 4,25 gram) dan dirham terbuat dari perak (seberat 3 gram) dan kedua logam mulia ini layak dijadikan mata uang universal. Kenapa kedua logam ini layak menjadi mata uang universal? Salah satu jawabannya yang pasti, karena kedua mata uang ini sangat stabil sepanjang sejarah. Berbeda dengan uang kertas (fiat money) yang cenderung mengalami inflasi setiap saat, sedangkan emas dan perak sangat kuat sehingga hamper tidak terkena inflasi. Namun setelah uang kertas (fiat money) mulai berlaku pada system perekonomian dunia, ini lah awal hilangnya keadilan. Dimana alat transaksi yang kita gunakan hanyalah kertas kosong yang tidak memiliki nilai intrinsik seperti halnya emas atau perak. Keadilan dalam perekonomian tidak akan bisa tegak selama fiat money yang dijadikan alat transaksi.
  • El Libertador (Pembebas)
Sistem yang kita sangka sebagai solusi dalam perekonomian ternyata tidak membuat menjadi baik, malah sebaliknya menghancurkan perekonomian dunia. Namun  dibalik bobroknya system ini, ada sekelompok manusia yang unjuk gigi mencoba berperan sebagai El Libertador (pembebas). Pembebas dari belenggu tirani moneter, pembebas yang mengantarkan kepada kesadaran perlunya merombak tata ekonomi setan yang sesat(kapitalisme), dan kembali kepada system ekonomi seperti yang dikehendaki Sang Maha Adil. Apa yang harus dilakukan?diantaranya ialah membuat system ekonomi baru dengan menghapuskan dan merobohkan pilar yang ketiga yaitu system bunga (interest), system ini disebut dengan istilah Perbankan Islam. Lalu untuk merobohkan pilar fiat money dan FRR ialah kembali ke standard emas.
Sumber : Buku "Satanic Finance" karya DR. Ahmad Riawan Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar