Senin, 25 Februari 2013

7 Golongan Manusia yang Dimuliakan Allah SWT di Akhirat

Dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu:  Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: "Aku takut kepada Allah", seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya." (HR Bukhari)

Tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan dari Allah yang pada hari itu tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah.

· 
        Yang pertama
 Imamun adil, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah, terdepan, yang pertama mendapat perlindungan Allah. Dan sungguh negeri Indonesia yang tercinta ini sangat merindukan pemimpin yang adil, hakim yang adil.
Seperti hadits shahih  yang diriwayatkan oleh Imam empat (Hanafi,Hambali,Maliki,Syafi’i) berikut:
Dari Buraidah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Hakim itu ada tiga, dua orang di neraka dan seorang lagi di surga. Seorang yang tahu kebenaran dan ia memutuskan dengannya, maka ia di surga; seorang yang tahu kebenaran, namun ia tidak memutuskan dengannya, maka ia di neraka; dan seorang yang tidak tahu kebenaran dan ia memutuskan untuk masyarakat dengan ketidaktahuan, maka ia di neraka.”
·         Yang kedua

Pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT.Aktivitasnya mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Maka dari itu betapa meruginya kita jika menyia-nyiakan masa muda dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Melakukan sesuatunya tidak berdasarkan apa yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
Ali bin Abi Thalib mengatakan:
 “Barangsiapa jelek akhlaknya (ketika pemuda), ia akan tersiksa ketika tua.”
Maka dari itu kita harus selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
 “Ya Allah, jadikanlah usiaku yang paling baik adalah pada penghujungnya, dan amalku yang terbaik adalah pungkasannya, dan hari-hariku yang terbaik adalah hari-hari saya bertemu dengan-MU.” (Al Hadits).
·         Yang ketiga

Manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam masjid. Dia betah di masjid. Shalat berjama'ah, ia senang menegakkan shalat berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ (Al Baqarah: 43).
Yang dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: Tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
Rasulullah SAW bersabda,
“Demi Dzat yang jiwaku yang ada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan sholat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama’ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Bukhari)
·         Yang keempat

Orang yang bersedakah yang tangan kanannya memberi tapi tangan kirinya tidak tahu. Apa ini? Orang yang ikhlas, tidak riya, tidak ujub.  Saling membantu sesama yang kurang mampu dengan bersedekah tanpa maksud apapun kecuali hanya mengharap ridha Allah SWT.


Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman tentang keutamaan bersedekah dan berinfak dijalan-Nya. Apa yang disampaikan Al-Qur’an tersebut diperkuat dan diperjelas oleh Rasulullah SAW melalui hadist-hadistnya.

Allah SWT berfirman:
 ”Dan di antara orang-orang Arab Badui itu ada yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang diinfakkannya (di jalan Allah) sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai jalan untuk (memperoleh) doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya infak itu suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)-Nya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS At Taubah, 9: 99)

Berdasarkan ayat ini, sedekah akan mendekatkan kita kepada Allah, Zat Yang Maha Pemberi rezeki. Dekat dengan Allah Yang Mahakaya akan menjamin terjaganya rezeki dan harta yang kita miliki. Artinya, semakin bakhil kita, akan semakin jauh kita dari rezeki dan nilai hakiki kekayaan yang sebenarnya.
”Katakanlah, ’Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.’ Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rezeki yang terbaik.” (QS Saba, 34: 39)

Ayat yang mulia ini menyiratkan sebuah pesan bahwa tidak akan ada yang hilang dari rezeki yang kita nafkahkan di jalan Allah Swt. Justru, dengan disedekahkan itulah harta kita menjadi kekal. Sebagai contoh, kita punya uang sepuluh ribu, dua ribunya kita sedekahkan, dan sisanya kita gunakan untuk kepentingan sendiri. Dalam pandangan Allah Swt., uang yang dua ribu itulah rezeki kita sebenarnya yang akan menolong kita di dunia dan di akhirat.

Sedekah akan membuat yang fana menjadi kekal. Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut:
Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu Sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat bagi manusia, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR  Muslim).


·         Yang kelima

 Orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah, berpisah karena Allah.
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Tidak maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai: Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
Pada hakekatnya ucapan salam merupakan do’a dari seseorang bagi orang lain. Di dalam lafadz salam “Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh” terdapat wujud kecintaan seorang muslim pada muslim yang lain. Yaitu keinginannya agar orang yang disapanya dengan salam, bisa memperoleh keselamatan, rahmat, dan barokah. Barokah artinya tetapnya suatu kebaikan dan bertambah banyaknya dia. Tentunya seseorang senang bila ada orang yang mendo’akan keselamatan, rahmat, dan barokah bagi dirinya. Karena pada dasarnya kita saling memberikan salam saat bertemu maupun berpisah sebagai wujud kita cinta kepada Allah SWT. Semoga Allah mengabulkan do’a tersebut.
·         Yang keenam

Yaitu hamba Allah yang dirayu, digoda, oleh wanita cantik yang memiliki kekayaan, lalu ia berkata: "Aku takut kepada Allah".  Keinginan maksiatnya ada, tapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat, sehingga ia tidak mau melakukan kemaksiatan. Kita sangat merindukan pemuda, yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa, sehingga ia mampu menahan dari berbagai macam godaan. 
Berikut hadits yang menerangkan kepada kita bahwa Rasulullah SAW menangis karena takut kepada Allah diriwayatkan secara mutawatir.
Rasulullah SAW bersabda,
Sesungguhnya orang yang paling bertaqwa dan mengenal Allah diantara kalian adalah aku.
 Beliau juga bersabda,
Demi Allah, akulah yang paling mengenal Allah diantara mereka dan aku pulalah yang paling takut kepadaNya.
·         Yang ketujuh

Yaitu hamba Allah, atau orang yang dalam ingatannya kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia menangis. Allahu Akbar, menangis.. Dua tetesan yang dibanggakan Allah di hari kiamat, pertama tetesan darah fii sabilillah, kedua tetesan air mata karena menangis, takut azab Allah, karena merasa bersalah atas segala dosa yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai Allah.
Berikut adalah hadits yang menjelaskan tentang orang yang menangis karena Allah SWT:
Air mata itu bukti kasih sayang yang ditanamkan oleh Allah di hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang“ (HR.Bukhari dan Muslim ).
Aisyah Radhiallahu anhuma  bertanya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam,
 “Apakah ada umatmu yang nanti masuk surga tanpa hisab?
Rasulullah SAW menjawab, “ Ada, yaitu orang yang mengenang dosanya lalu ia menangis.“
Subhanallah.. Inilah golongan yang kelak mendapat pertolongan Allah di hari kiamat kelak. Semoga bacaan ini dapat meningkatkan meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT dan juga semoga kita selalu dirahmati Allah SWT, amin.

sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar